MELAWAN MALAS

MELAWAN MALAS

Alhamdulillah, Assolatwassalammu’alaRosullillah,



Merasa asing ga sih dengan kata – kata ini ?, “MALAS”. Atau malah kata-kata ini sangat akrab dengan kita?, saya kira semua pembaca yang ada disini sudah tidak asing lagi, hampir setiap orang , bahkan mungkin seluruh manusia di bumi ini tak luput berjumpa dengan kata ”MALAS”.
Malas artinya ga mau bekerja atau tidak mau melakukan sesuatu, kalau orang jaman sekarang mah sering bilang mager alias malas gerak. Bagi seorang pejuang muslim, hal ini adalah momok yang sangat menakutkan, hal yang sangat dijaga dengan hati – hati. Karena, dengan hal ini rangkaian kemuliaan yang sedang kita rangkai dan susun dengan penuh kerja keras mungkin akan hancur begitu saja. Dan hal ini akan menimbulkan banyak sekali kerugian bagi diri kita jika kita tidak bisa me manage diri kita dengan baik.
Kita hidup didunia ini ditugaskan untuk beribadah, banyak sekali peluang ibadah yang Allah SWT berikan kepada kita, bahkan setiap gerak kita pun jika kita sesuai yang  Rosullullah SAW ajarkan akan bernilai ibadah. Ibadah – ibadah itulah yang akan menjadi bekal kita untuk pulang kampung, pulang ke kampung Syurga. Di antara kita pasti masing – masing memiliki amalan –amalan atau ibadah andalan, dan kita selalu berusaha di setiap ada peluang kebaikan kita harus cepat – cepat ambil  karena itu adalah peluang ibadah. Kita harus cinta dengan kebaikan dan rindu akan berbuat kebaikan.
Melakukan ibadah yang pahalanya dari level sedang sampai dengan level tinggi itu mungkin mudah, namun yang sangat sulit adalah menjaganya, menjaga keistiqomahan dalam melakukan ibadah itu  rasannya adalah tantangan sebenarnya dalam beribadah. Karena pasti akan ada rasa malas yang akan merusak rantai ibadah yang kita sambung mencapai kebahagiaan yang abadi. ”Istiqomah tidak akan bisa dilakukan kecuali oleh orang-orang yang besar, karena ia keluar dari hal-hal yang dianggap lumrah, meninggalkan adat kebiasaan, dan berdiri di hadapan Allah SWT dengan jujur.
Bagi orang yang sudah sering bermalas malasan mungkin sudah biasa dan tidak berpengaruh dalam keidupannya, namun bagi Hamba yang sedang dalam proses hijrah menjadi lebih baik menuju ke Jalan –Nya ini akan sangat berdampak pada dirinya.
Ada beberapa hal yang menyebabkan  munculnya rasa malas dalam diri kita, mungkin biasa kita menunda nunda dalam segala hal “  nanti aja lah, masih ada waktu”, atau kita tidak tertarik dengan hal kebaikan tersebut, “ Saya mah ibadahnya yang ini saja, kalau ibadah yang itu capek”. dan rasa malas ini bahkan muncul pada diri seorang yang selalu semangat dalam beribadah. Level ini kita akan diuji ketika kita sudah sangat bekerja keras dalam melakukan ibadah. Ketika kita memaksimalkan ibadah kita disuatu titik tertentu dan dengan kesungguhan kita akhirnya kita sudah berhasil menyelesaikannya, dan akan muncul dalam diri kita rasa lega mungkin bangga akan ibadah yang sudah kita lakukan, pada akhirnya kita akan merasa  “Alhamdulillah, ibadah ini sudah saya lakukan, pasti saya sudah bayak nabung bekal buat akhirat” disaat itu rasa malas akan datang, menghinggapi hati dan jiwa kita dan memerintah untuk “ sudah... berhentilah dulu, badan kamu pasti capek, pikiran kamu juga , istirahatlah cukup lama, kan kamu sudah punya bekal yang cukup dari ibadah yang kemarin dilakukan”. Ketika kata – kata itu muncul dalam benak kita maka kita harus hati – hati, karena jika kita tidak dapat melawan atau menguatkan hati kita, kita akan terlena dan akan terlarut dalam kemalasan yang berkepanjangan.
Trik pertama yang harus kita kita lakukan adalah memaksakan kehendak diri kita untuk melawan kemalasan, sering saya merasa ketika badan sudah capek pegal dan harusnya beristirahat tapi masih harus berjalan keluar rumah untuk menghadiri pertemuan ngaji, atau kajian atau suatu hal yang sifatnya adalah kebaaikan . jika diri kita tidak dipaksa dengan niatan “Bismillah saya harus jalan, semoga jalan dan keluarnya saya dari rumah mendapatkan kebaikan dari Allah”. Maka jika tidak memiliki keyakinan dan spirit itu, pasti kita akan kembali ke rumah dan tidak akan mendapatkan kebaikan buat kita padahal Allah SWT sudah menyiapkan hadiah yang sangat luar biasa  untuk kita dari jalan yang tidak kita duga.
Yang kedua adalah dekatilah teman teman kita yang Sholeh. Karena dengan kesholihan teman timan kita InsyaAllah akan memberikan dampak yang baik untuk kita, dengan rajinnya dan istiqomahnya teman kita kita akan tereduksi ikut bersama – sama melakukan ibadah, ini adalah obat yang paling baik, agar kita saling bisa mengingatkan dalam keimanan dan ketaqwaan kepada Allah  SWT.
Sebagai penutup, jangan sampai kita gunakan kemalasan itu sebagai alasan sehingga derajat kita dihadapan Allah turun hanya gara gara malas. Kita harus mempunyai standart idealisme kita dalam beribadah agar kita tidak terjerumus dan terlena oleh belenggu kemalasan. Mungkin sesekali boleh kita malas dengan merujuk standart idealisme ibadah kita jangn sampai dibawahnya tapi dengan catatan kita “ TIDAK BOLEH LAMA – LAMA DAN TIDAK BOLEH TERLALU SERING “. Wallahualam bisowab


اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
Allahumma inni a’udzu bika minal ‘ajzi, wal kasali, wal jubni, wal haromi, wal bukhl. Wa a’udzu bika min ‘adzabil qobri wa min fitnatil mahyaa wal mamaat. (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian).” (HR. Bukhari no. 6367 dan Muslim no. 2706)
#semangat#menebar#manfaat


Post a Comment

0 Comments