*MENGAPA UNTUK AKHIRAT YANG KEKAL HANYA SISA-SISA WAKTU DUNIA*

*MENGAPA UNTUK AKHIRAT YANG KEKAL HANYA SISA-SISA WAKTU DUNIA*

Memang sungguh Tragis dan menyedihkan, berharap masuk surga tapi amalnya hanya sedikit.


Apa cukup surga itu kita tebus dengan angan-angan saja tanpa amal yang maksimal.

Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sosok teladan yang sudah Allah Ta'ala ampuni dosa yang lalu dan yang akan datang, beliau sholatnya sampai kakinya bengkak-bengkak karena lama berdirinya, lalu bagaimana dengan kita yang dosa-dosanya belum tentu Allah Ta'ala ampuni.

Zaman sekarang ini kita sudah terlalu sibuk dengan urusan dunia dibandingkan dengan akhirat, kita lebih menghabiskan waktu kita untuk di dunia ketimbang dengan menghabiskan waktu untuk beribadah kepada Allah Ta'ala.

Dengan perkembangan teknologi yang modern ini manusia semakin disibukkan dengan hal yang kurang bermanfaat. Tidak anak remaja maupun orang tua zaman sekarang mereka sibuk dengan _smartphone_ nya masing-masing, mereka asyik memainkan media sosial, bermain game, ngobrol tanpa manfaat, mempergunakan waktu dengan sia-sia, dibandingkan dengan mengaji, duduk di majelis, bersholawat, baca dan menghafal Quran, melakukan hal hal yang positif, mereka lupa bahwa banyak hal-hal yg lebih penting dari pada itu semua.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا لِى وَ مَا لِلدُّنْيَا مَا أَنَا فِى الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَوَ تَرَكَهَا

“Apa peduliku dengan dunia? Tidaklah aku tinggal di dunia melainkan seperti musafir yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu musafir tersebut meninggalkannya.” (HR. Tirmidzi no. 2551.)

Jelas dunia itu telaknat bagi mereka yang tamak dan rakus, mereka sedikit sekali yang bersyukur.
Asyik dengan dunia lupa akhirat, beribadah kepada Allah Ta'ala adalah waktu-waktu sisa, sedangkan waktu yang utama adalah uang, istirahat dan banyak tidur.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ

_“Dunia itu terlaknat dan segala yang terkandung di dalamnya pun terlaknat, kecuali orang yang berdzikir kepada Allah, yang melakukan ketaatan kepada-Nya, seorang ‘alim atau penuntut ilmu syar’i.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah. Dalam Shohihul Jami’)_

Jika pura-pura lupa dan menyisakan waktu yang sedikit maka Allah Ta'ala akan melupakan kita kelak, dimana pada hari-hari sulit yang sangat butuh pertolongan Allah.

Allah Ta’ala berfirman,

نَسُواْ اللّهَ فَنَسِيَهُمْ

“Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka.” (QS. At-Taubah: 67)

Yahya bin Muadz r.a. berkata : _"Dunia begitu parah ke burukannya sehingga keinginannya untuk memperolehnya saja menjadikan kamu sibuk dalam urusan kamu tanpa mempedulikan ketaatanmu kepada Allah._
_Jika baru keinginan kepada dunia saja sudah menjadikan kamu lalai dari ketaatan kepada Allah, bagaimana yang akan terjadi seandainya kamu benar-benar terperangkap dalam dunia."_

Oleh sebab itu mari kita manfaatkan waktu-waktu utama untuk selalu beribadah kepada Allah Ta'ala.
Karenanya, yang membedakan kualitas kemuliaan seseorang adalah dari pemanfaatan waktu. Kalau waktunya habis dengan urusan akhirat maka dia akan menjadi pribadi yang mulia.

Seseorang juga akan jadi mulia dan terhormat bila menghabiskan malam-malam yang gelap gulita itu dengan Tilawah AlQuran dan shalat tahajud.

Seperti kata pepatah Arab : *“Man tholabal ‘ula sahiral layali” (Barangsiapa yang menginginkan kemuliaan maka seringlah bergadang pada malam hari).* Maksudnya _baca dan menghafal Quran dan sholat malam._

Wallahu a'lam

#AbuMiQdam/AkhlaqMulia#

Post a Comment

0 Comments